1ST ANNIVERSARY HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU

1ST ANNIVERSARY HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU
TEAM HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU

HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU

1ST ANNIVERSARY HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU

1ST ANNIVERSARY HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU
1ST ANNIVERSARY HAPPY GOLF CLUB PEKANBARU

DHAFIN SUDAH SD

DHAFIN SUDAH  SD
DHAFIN SUDAH SD

Sabtu, 23 Juli 2011

CIRI - CIRI ORANG YANG MEMPUNYAI BAKAT MISKIN

uk disimak, siapa tau dari beberapa hal yang dijabarkan dibawah ini ada pada diri kalian. Jika ciri-ciri berikut ini ada pada kamu, sebaiknya segera hilangkan karena kita akan terperangkap di dalamnya untuk waktu yang lama dan kita tidak akan bergerak maju.

Ciri-Ciri Orang Yang Mempunyai Bakat Miskin :

1. Begitu dapet gaji, yang ada di pikirannya adalah gue mau beli apa aja ya? Kan masih tanggal muda nih…
2. Bingung, kok uang di kantong masih banyak ya?
3. Meng-inventaris temen-temen yang menjadi tempat ngutang.
4. Tidak rela menunda kesenangan, jadi tidak akan terasa telah menghabiskan uang sendiri secara berlebihan.
5. Bergembiranya hanya seminggu setelah gajian.
6. Rela beli barang-barang yang mahal padahal nggak terlalu penting.
7. Sudah jelas sumber uang masuk cuma satu yaitu gaji, ehhh… Uang keluar dari 20 saluran.
8. Bertemannya dengan orang-orang yang gak punya semangat hidup, minim motivasi, gairah sukses nol besar.
9. Tidak menghargai jerih payahnya sendiri yang sudah capek kerja sebulan.

Ini adalah beberapa ciri saja menurut pendapat kebanyakan orang dan saya pribadi mengatakan, "wah benar juga nih". Jadi kita sama sama koreksi diri aja yuk… Jangan sampe kedepannya kita ga punya uang untuk bertahan hidup (semakin hari, semakin uang sangat diperlukan).

Sumber: lintascerita.com

JAWABAN ELEGAN SEORANG TUKANG BAKSO

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ?

"Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ...

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya
membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

"Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita รข€“ cita penyempurnaan iman ".

"Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya.

"Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....".

Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita".

"Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso" sumber